Menu ayam geprek merupakan salah satu menu makanan yang disukai anak muda. Tak heran ditengah kota menengah dan besar yang ada di Indonesia, usaha ayam menu ayam geprek begitu diminati, baik dari kalangan atas sampai bawah.
Jika dilihat secara jeli, maka ini sebenarnya bisa jadi lahan usaha baru, mengingat peluangnya masih besar. Sampai saat ini seperti saya merasakan masih sedikit yang menggarap kuliner ayam geprek sebagai jenis usaha yang serius.
Salah satunya, hal tersebut dapat dilihat dari jumlah frenchise yang ada, jumlahnya masih sangat sedikit. Sangat berbeda sekali dengan franchise bakso atau olahan makanan lainnya yang sudah sangat banyak.
Bahan-bahan mudah didapatkan
Dalam membuka usaha, salah satu faktor yang dipertimbangkan adalah “kemudahan”, baik dalam membuat, maupun dalam menjualnya.
Nah, ayam geprek ini cukup mudah dibuat.
Ditempat yang tidak terlalu terpencil, penjual ayam dapat ditemuhi dengan mudah di sudut-sudut kota, perkampungan atau pasar. Mudah sekali mendapatkan ayam mentah, baik itu sayap, dada, maupun bagian lainnya.
Bagaimana dengan bambunya?
Sama, seperti bahan utamanya, bumbunya juga cukup mudah ditemui, langsung saja ke warung, di sana pasti banyak yang menjual bumbu-bumbu tersebut.
Toh bumbu untuk membuat ayam gepreknya cukup mudah, sebut saja di antara bahannya adalah cabai, michin, garam, dan bawang. Mudah bukan mendapatkannya.
Lokasi tak perlu besar
Membuka usaha ayam geprek memang idealnya di tempat yang cukup representatif, bisa menampung hingga 25 orang, ada lahan parkir-nya juga.
Namun mengingat ayam geprek sudah sangat familiar dikalangan anak muda, mahasiswa, anak sekolah atau pasangan muda. Maka seharusnya ini tidak masalah.
Dengan menargetkan konsumen berusia muda, maka harga jual harus rasional. Artinya, segmen konsumen tersebut mampu membelinya tanpa kesusahan.
Tempat tentunya bukan masalah bagi konsumen di kelas ini, jika tidak ada tempat, mereke bisa membawanya kerumah atau kos, dan dimakan di sana.
Kuncinya adalah, lokasi usaha ayam geprek harus berada disekitar, pusat atau pinggiran koskosan, kontrakan, dan area bermukim mahasiswa. Jika ini bisa diperhatikan, dan ayam geprek yang dibuat enak, kemungkinan besar usaha ayam geprek yang dibangun akan ramai dan memberikan untung besar.
Analisa usaha
Lantas bagaimana dengan kelayakan usahanya? Saya akan mencoba menghintungnya di sini. Silahkan simak hitungannya sampai selesai, supaya bisa jadi gambaran.
Sewa, Rp 1 juta, ini sangat subjektif ya, jadi harga sewa di tiap lokasi dan daerah pastinya berbeda-beda.
Etalase, Rp 1 juta, ini juga harganya relatif, bisa lebih murah atau lebih mahal, tergantung dengan ukuran dan juga kondisi etalase yang digunakan.
Kompor gas dan rangka, Rp 500 ribu, kurang lebih segini ya, semakin sederhana kompornya, maka harganya akan semakin murah.
Wajan ukuran besar, Rp 300 ribu, ini nanti dipergunakan untuk menggoreng ayam yang akan digeprek nantinya.
Gaji karyawan outlet, Rp 1,4 juta, ini gaji secara umum ya, untuk besarannya bisa menyesuaikan dengan kebijakan setempat dan tanggung jawab pekerjaan.
Daging ayam 30 Kg, Rp 1 juta, ini diambil rata-ratanya saja, dengan harga daging ayam yang cukup murah.
Tepung terigu fried chicken, Rp 200 ribu, ini untuk 4Kg tepung ya, kurang lebih saja harganya.
Minyak goreng, Rp 100 ribu, lalu kemudian minyak goreng, nanti ini digunakan untuk goreng ayam.
Tabung Gas 3Kg, Rp 170 ribu, harga variatif tergantung isi dan kondisi tabung.
Bumbu geprek, Rp 300 ribu, ini meliputi garam, michin, cabai dan juga bawang.
Beras 5Kg, Rp 100 ribu, kita bulatkan saja, supaya angkanya genap ya. Namun untuk prakteknya, bisa beli beras diharga Rp 15 ribu/Kg.
Kemasan ayam geprek, Rp 500 ribu, kemasan sangat penting, terutama untuk branding dan mempertahankan loyalitas customer.
Total keseluruhan biaya yang dibutuhkan untuk memulai usaha ini adalah Rp 6.570.000,- saja. Dengan modal segini maka sudah bisa membuka ayam geprek, ini belum sama meja kursi ya, kalau butuh beli nantinya. Namun jika tempat sewa sudah menyediakannya, tentu ini tak perlu.
Jika setiap hari, bisa laku 20 porsi saja untuk ayam dan nasi, di mana untuk setiap porsinya dijual dengan harga 15 ribu, maka bisa menghasilkan Rp 300.000,- ya.
Kemudian untuk ayam gepreknya saja, misal dijual di harga 12 ribu, dan setiap hari bisa laku 20 porsi, maka bisa mendapatkan Rp 240.000,- ya.
Total penghasilan kotor, setiap harinya bisa menghasilkan Rp 540 ribu. Menarik bukan, bagaimana dengan sebulan?
Sebulan, diperkirakan bisa menghasilkan Rp 16.200.000,- besar ya, jika setahun maka berpeluang mendapatkan hingga Rp 194.400.000,- ya.
Ilustrasi: sukses membuka usaha ayam geprek dengan modal minimal. |
Manis bukan, tentu ini sangat menggiurkan. Dengan akuntansi yang bagus, dan juga keterampilan yang baik, maka usaha jualan ayam geprek bisa menghasilkan ratusan juta, itu dari 1 outlet, bagaimana jika punya 10 outlet, silahkan bayangkan saja.