Pada kesempatan yang lalu saya melihat pengusaha peternakan domba, banyak sekali dombanya, dari berbagai jenis dan varian.
Di lain kesempatan, saya juga melihat peternakan doma, di mana di dalam peternakan tersebut domba-domba dikawinkan, sebagian kemudian dijual dan sebagian dibesarkan untuk kemudian dijual.
Rasanya mengasikkan melihat peternakan domba, namun apakah keuntungannya juga sama mengasikkannya?
Saya akan coba ulas dalam artikel ini.
Kebutuhan Daging Domba di Indonesia
Karena ini bicara bisnis, maka sudah wajar jika berangkatnya dari potensi pasar-nya terlebih dahulu. Sebenarnya ada gak sih yang mencari daging domba?
Jawabannya adalah ada.
Salah satu contohnya adalah penduduk Indonesia yang mayoritas muslim, tak kurang dari 240 juta orang Indonesia beragama Islam.
Dalam budaya agama Islam di kenal yang namanya “aqiqah” atau menyembelih hewan ketika anak baru lahir, ada pun hewan yang disembelih adalah seperti kambing dan atau domba.
Di kisaran tahun 2022 hingga 2023 saja, setidaknya ada 4,8 juta bayi di Indonesia lahir, bayangkan saja jika 60 hingga 80 persen orang tuanya adalah muslim, dan menyelenggarakan Aqiqah, tentu banyak sekali domba atau kambing yang dibutuhkan.
Itu dari satu sisi.
Ilustrasi: propek cerah usaha ternak domba di Indonesia. |
Belum lagi untuk para penggemar sate kambing dan domba, jumlahnya pasti banyak, namun sayang sekali, saya belum menemukan datanya.
Lahan Luas
Itu tadi dari sisi kebutuhan akan daging domba atau kambing di Indonesia.
Pertanyaan selanjutnya adalah, ada gak fasilitas dan bahan pendukung lainnya untuk menyediakan domba?
Jawabannya adalah “ada”, tentu ini jawaban secara umum.
Setiap pembaca artikel ini pasti memiliki jumlah lahan yang berbeda-beda, bahkan mungkin ada yang belum memiliki lahan.
Secara umum jumlah lahan di Indonesia masih sangat luas.
Tentu ini tak berlaku bagi yang tinggal diperkotaan, di mana lahan pertanian sudah diubah menjadi gedung-gedung.
Desa-desa di Indonesia masih menyimpan lahan yang luas, dan bagi kalian yang tinggal di wiliyah seperti ini, maka peluang usaha beternak domba akan sangat gurih.
Lahan yang luas bisa digunakan untuk menanam rumput dan hijauan, ini untuk mensuplai kebutuhan makan dari domba itu sendiri.
Selain untuk menanam rumput, lahan juga bisa dimanfaatkan untuk mendirikan kandang domba yang representatif.
Dengan suplai makanan yang cukup, dan kandang yang sehat, maka peluang domba yang dihasilkan sehat dan gemuk pasti besar.
Cara Menjual Daging Domba
Jika bisa memelihara domba saja, tanpa tahu cara menjualnya dengan harga yang pantas, maka keuntungannya pasti minim.
Maka peternak domba sekarang selain dituntut untuk bisa membudidayakan domba yang sehat dan baik, juga dituntut untuk mahir berbisnis, pintar dalam menjual domba-nya.
Seperti disinggung di atas, untuk menjual domba, bisa memanfaatkan momentum Idul Adha yang setiap tahun selalu diperingati oleh umat Islam.
Memang sapi masih menjadi primadona, namun kebutuhan domba yang bisa diserap ketika Idul Adha sangat besar lho. Tak jarang, banyak peternak domba yang mengibaratkan ketika Idul Adha tiba, maka saatnya memetik untung, menjual domba-domabanya dengan harga yang sedikit lebih mahal.
Cara lain yang bisa ditempuh untuk menjual domba selain menunggu momen Idul Adha adalah dengan menawarkannya sebagai domba Aqiqah.
Peternak bisa menwarkannya menjadi doma untuk aqiqah, sediakan juga jasa untuk memasaknya juga, jadi sudah matang ketika hendak dibagi-bagikan.
Jasa ini kemungkinan besar akan sangat menarik bagi keluarga muda yang tinggal diperkotaan, mengingat mereka mungkin maunya yang praktis.
Cara lainnya, adalah bekerjasama dengan penjual sate domba, peternak bisa menekan MOU atau semacam perjanjian dengan pemilik warung sate sebagai pemasok daging domba.
Perjanjian dengan warung sate hendaknya dilakukan dengan hati-hati, dan penting untuk ditinjau secara berkala, jangan sampai pihak peternak domba dirugikan.
Nah, setelah membaca artikel ini, kira-kira beternak domba di daerah kalian masih worth it gak nih? Kasih tahu pendapatnya di kolom komentar ya.